Jumat, 11 Februari 2011

Kenapa Tidak Bisa Seperti 'Mereka' ATAU Beruntung Tidak Seperti 'Mereka'

Manusia terkadang sering tidak menyadari apa yang seharusnya ia ucapkan saat memiliki ssesuatu. Baik itu berupa barang, kehidupan, teman, keluarga atupun yanng lainnya.
Saat seorang manusia melihat ada manusia yang lebih kaya, sukses, hebat, pandai bahkan cantik atau tampan dari dirinya, ia senantiasa berkata

"Kenapa aku ngga' se kaya dia? Kalau aku sekaya dia pasti sekarang aku bisa beli ini itu. Semua yang aku pinginin pasti bisa keturutan"

atau

"Kenapa aku ngga' sepinter dia? Kalo aku pinter kaya' dia, pasti sekarang aku bisa masuk sekolah favorit, oarang tua juga bangga ma aku"

atau

"Kenapa baru umur segitu ia udah bisa sukses kaya' gitu? udah punya rumah sendiri, penghasilan gede, banyak temen. Kalo aku kaya' dia pasti hidup aku bakal bahagia banget"

atau masih banyak penyataan sejenis lainnya yang sering kta ucapkan tanpa memikirkanyya dalam- dalam.

Tetapi saat seorang manusia melihat oarang yag lebih menderita atau tidak seberuntung dirinya, misalnya melihat orang yang (maaf) cacat secara fisik maupun mental ataupun melihat manusia yang Diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna itu menjadi gelandangan yang tidak punya tempat bernaung, barulah ia berkata

"Syukurlah Tuhan memberi aku kehidupan yang lebih beruntung dari dia"

atau

"Alhamdulillah aku bisa hidup dan makan lebih layak dari pada mereka"


Saat mengatakan pernyataan- pernyataan tersebut biasanya manusia berpikir jauh lebih dalam dengan membandingkan kebahagiaan yang ia dapat dengan orang yang ia 'bandingkan'.

Pada dasarnya kita melontarkan kata "mengapa tidak bisa seperti 'mereka' " atau "beruntung tidak seperti 'mereka' " buaknlah suatu ucapan yang dilarang atau divonis salah.
Akantetapi alangkah baiknya jika memikirkan dulu apa yang akan kita katakan.

Seseorang yang kaya, ia tidak begitu saja kaya. Ia berusaha untuk menjadi kaya. Yang seharusnya kita pikrkan bukanlah
"kenapa aku tak sekaya dia?"
akantetapi berpikirlah
"bagaimana aku bisa kaya seperti itu?" atau "bagaimana ia bisa kaya seperti itu"
dari situlah kalian akan belajar mengerti betapa kehidupan menuntut usaha yang kita lakukan.

Seseorang yang pintar, ia tidak begitu saja pintar. Ia perlu belajar untuk menjadi pintar. Kata yang seharusnya terpikir bukanlah
"kanapa aku ngga' sepinter dia?"
akantetapi
"bagaimana caranya aku bisa sepintar dia?"
dari situlah kalian akan tahu betapa pentingnya belajar dalam kehidupan


Uangkapan jenis kedua lebih berarti mendalam. Karena saat akan mengucapkannya kita merasa benar- benar beruntung menjadi diri kita. Mensyukuri segalany adalah cara paling mujarab untuk merasakan kebahagiaan dalam hidup kita. Tapi bukan berarti kita harus 'stay' dengan kondisi kita. Teruslah berusaha. Berpikirlah bahwa Tuhan memberikan nasib demikian kepada mereka agar mereka berusaha lebih keras dalm hidup mereka. Rencana Tuhan pasti memiliki tujuan dan hikmahnya bisa dipetik oleh kita semua.

1 komentar: