Jumat, 11 Februari 2011

Tak Semua Seberuntung Kita

Hari ini aku kembali terenyuh oleh sebuah kejadian. Sebenarnya banyak sekali kejadian yang aku saksikan ataupun akau dengar yang membuat aku menjadi iba. Entah kenapa rasa perikemanusiaanku sanga tinggi,,,. (halah,,.serius serius).

Aku memang bukan berasal dari keluarga yang kaya raya. Cuma papa yang bekerja sebagai tulang punggung keluargaku. Papa kian hari kian tua. Aku ingin sekali bisa membantu papa. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Papa selalu bilang tugasku hanyalah belajar dengan benar, dapat nilai bagus dan bisa bikin orang tua bangga. Okay, aku berusaha buat itu semua.
Kembali ke tujuanku posting tulisan ini,,..
Tadi pagi keluargaku minta tolong jasa seorang ibu yang cukup muda untuk menyelesaikan salah satu pekerjaan dirumahku. Ibu itu membawa anaknya yang berusia hampir 3 tahun. Usianya sepantar dengan adikku. Secara fisik perbedaan diantara mereka cukup mencolok. Ia kurus dan adikku cukup gemuk. Terlihat lebih diam dibanding adikku yang cerewet. Ia juga tak selincah adikku. Saat pertama melihatnya, sekilas ada yang 'aneh' dalam diri anak itu. Tapi aku cepat- cepat membuang pikiran itu. Mungkin cuma perasaan ku saja. Aku, adikku dan anak itu, sebut saja mawar,,..halah,,..maksud aku sebut saja satria, bermain bersama. Mereka sempat berantem beberapa kali. Tapi hal itu wajar kan bagi anak seusia mereka. Tidak ada hal aneh yang terjadi dari awal hingga akhirnya ibu iu dan satria pulang.

Tapi mama menceritakan sesuatu di waktu yang tidak tepat. Mama bilang satria memiliki kelainan berupa hypochepalus, saat kami sekeluarga sedang makan malam. Yang bener aja! Saat itu cuma aku yang masih belum menghabiskan makannanku. Mama mulai bercerita, Satria saat berumur beberapa bulan sudah dioperasi. Dipasang slang dalam tubuhnya untuk mengalirkan cairan yang diproduksi di kepalanya ke ginjal. Setiap tiga tahun sekali selang itu harus ditambah panyangnya. Oh God. Nyaris ngga' percaya. Aku emang sering denger cerita kayak gitu. Tapi kasus ini ada di sekitarku, bahkan aku baru aja berinteraksi dengan tokoh utamanya.
Langsung teringat percakapan mama dan ibu itu. Saat itu ibu itu melihat adikku minum sebotol penuh susu.
I(ibu) : 'Adek masi minum susu ya"
M (mama) : 'Iya mbak. Satria juga?"
I : 'Udah nggak, bu."
M : 'Lho? gak doyan ato gimana?"
I : 'Ya kalo saya ma suami ada uang lebih ya satia dibeliin susu. Tapi kalo nggak ada ya
ngga' minum susu bu."
Mama cuma bisa kasih bantuan dikit.
Teringat lagi olehku bahwa mereka tinggal di kost- kostan. Aku sama sekali nggak bisa membayangkan sebuah keluarga hidup dalam satu ruangan yang kecil dan melakukan semua aktivitas (kecuali masak n mck) didalamnya.
Ya Allah...
Beruntung sekali ternyata hambamu ini. Mereka susah payah cari uang. Kadang keluarga kami sering menggunakan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Satria hanya bisa minum susu formula jika orang tuanya punya uang. Kami bisa minum atau makan apapun yang kami mau. Aku dan adik- adikku terlalu manja. Hampir semua keinginan yang kami ucapkan dikabulkan oleh mama n papa.
Sebenarnya aku uda ngerem semua keinginan aku yang ngga' terlelu penting. Beli komik, baju, atau sepatu misalnya. Tapi aku rasa adik- adikku belum mampu untuk mengendalikan keinginan mereka. Mungkin mereka masih berpikir bahwa ortu punya pohon yang daunnya uang semua. Jadi kalo butuh tinggal petik.hehe...
Tapi seiring berjalannya waktu aku harap mereka bisa ngerti. Apalagi mereka cowok. Harus ngerti donk.
By the way, setelah aku ngomong panjang lebar g keruan. Inti yang ingin aku sampein sebernya adalah, bersyukurlah dengan apa yang sudah kita miliki. Jangan selalu merasa kurang akan tetapi jangan cpat merasa puas. Semua hal yang kita alami maupun yang ada disekitar kita selalu memberi kita pelajaran baru dalam kehidupan. So, jangan sungkan belajar dari kehidupan orang lain :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar